Sabtu, 06 November 2010

ISTIQOMAH

اْلإِسْتِقَامَةُ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ كَرَامَةٍ
“Istiqamah itu lebih baik dari pada seribu karamah”. (Imam Ghazali)

Sungguh hebat derajat istiqamah melebihi dari seribu karamah. Memang apa istiqamah dan karamah itu?”
Kata Istiqamah berasal dari kata إِسْتَقَامَ, artinya mempunyai pendirian yang mantap——tegak lurus— dan teguh. Secara umum istiqamah berarti bersikap berpegang teguh kepada sesuatu yang diyakini kebenarannya, dan ia tidak mau merubah keyakinannya itu dalam keadaan bagaimanapun, baik ia dalam keadaan susah atau senang, dalam keadaan sendiri atau ketika bersama dengan orang lain.
Sikap istiqamah——teguh dalam pendirian— akan mewarnai sikap seorang muslim, pendiriannya tidak mudah goyah, dan tidak mudah berubah. Jika seorang penuntut ilmu bersikap seperti itu mengerjakan kewajibannya sebagai penuntut ilmu dengan keteguhan hati dan berpendirian yang kuat pastilah akan mencapai tujuan yang diinginkan.
Istiqamah terbagi lima macam, yaitu:
1)      Istiqamah lidah, tetap ingat (dzikir kepada Allah) dengan mengucapkan syukur atas segala nikmatnya.
2)      Istiqamah badan, membiasakan diri kita menaati segala perintah Allah (taqwa), memiliki perasaan malu kepada Allah.
3)      Istiqamah hati, senantiasa takut kepada Allah, tidak berputus asa, baik ketika waktu sehat maupun dalam waktu sakit, dan husnudzan (baik sangka) kepada Allah.
4)      Istiqamah jiwa, selalu benar dan suci jiwa dari kenistaan.
5)      Istiqamah hidup, seluruh hidup kita ditujukan untuk memperoleh kemuliaan dari Allah.

Dengan cara yang dikemukakan di atas pasti kita akan mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat.
Firman Allah Swt:

          “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:"Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian (istiqamah) mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:"Janganlah kamu takut dan  janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang   telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushshilat: 30).

Ayat di atas menyatakan bahwa orang yang teguh pendiriannya mengakui hanya Allah sebagai Tuhannya, serta akan mendapat ketenangan hidup, hilang rasa takut, sedih, putus asa, dan lain sebagainya.
Jadi, kita sebagai umat Islam harus mempunyai keteguhan hati dalam meyakini kebenaran agama Islam. Lebih dari itu, sebagai penuntut ilmu agama yang menjadi pewaris para nabi dan rasul.
Secara umum istiqamah sudah dijelaskan di atas yang pada intinya mengerjakan suatu pekerjaan yang baik (benar) dengan keteguhan hati dan terus menerus untuk mencari keridhaan Allah Swt. Seorang penuntut ilmu yang tekun belajar dengan mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti membaca, menghafal, diskusi, dan beribadah, serta berdoa dengan terus-menurus untuk mencapai tujuan dengan tetap mengharapkan keridhaan Allah Swt. Istiqamah bukan berarti seseorang mengerjakan pekerjaan yang baik dengan macam-macam pekerjaan (banyak bekerja), akan tetapi selanjutnya tidak mengerjakan sama sekali. Walaupun pekerjaan yang baik——benar— itu seolah-olah biasa, tapi dikerjakan dengan kontinue itulah istiqamah. Dan sungguh luar biasa jika kita mendapatkan derajat istiqamah tersebut.
Rasulullah Saw, bersabda :

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلىَ اﷲِأَدْومُهَا وَإِنْ قَلَّ (رواه الشيخان عن عائشة
Pekerjaan-pekerjaan (yang baik) yang lebih disukai Allah adalah pekerjaan yang terus-menerus (dawwam) dikerjakan walaupun pekerjaan itu     sedikit”.
(HR. Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah). 

Berbicara mengenai ucapan Imam Ghazali di atas, cukup menarik untuk dikaji. Tentang derajat istiqamah yang lebih baik dari seribu karamah. Dan yang menarik disini adalah lebih baik dari seribu karamahnya. Kemudian apa derajat karamah itu?
Sebelum membahas lebih lanjut tentang karamah mungkin kita pernah tahu pada pelajaran Aqidah, bahwa pada sebagian rasul-rasul memiliki kelebihan dan keistimewaan atau yang disebut dengan Mu’jizat, yang mempunyai arti suatu kejadian luar biasa yang diberikan Allah kepada rasul-Nya yang dapat melemahkan segala usaha dan alasan orang kafir. Mu’jizat tidak dapat dipelajari. Dan mu’jizat datang seketika tidak direncanakan. Dan pada dasarnya mu’jizat berfungsi untuk melemahkan usaha-usaha orang yang akan menentang seruan para rasul. Dan mu’jizat sebagai bukti kebenaran bahwa rasul benar-benar dipilih Allah.
Mu’jizat ada dua macam, pertama Mu’jizat Kauniyah. Yaitu mu’jizat yang tampak, dapat ditangkap oleh panca indera, sebagaimana yang terjadi dalam sejarah Nabi Musa a.s. tongkat berubah menjadi ular. Mu’jizat ini ada yang menyebut mu’jizat terbatas. Kedua, Mu’jizat Aqliyah. Yaitu mu’jizat yang hanya dapat difahami oleh akal pikiran, seperti mu’jizatnya Nabi Muhammad Saw, yaitu Al-Qur’an. Keluarbiasaannya adalah dari segi sastranya. Tidak ada seorang pun yang dapat menandinginya. Mu’jizat seperti ini ada yang menyebutnya mu’jizat tidak terbatas. Dan disini saya tidak menceritakan semua kisah-kisah rasul yang mendapatkan mu’jizat-mu’jizat tersebut.
Selanjutnya kejadian luar biasa selain mu’jizat adalah karamah. Inti dari pembahasan kita mangenai keistimewaan istqamah. Karamah berarti kejadian yang luar biasa yang diberikan Allah kepada hamba-Nya yang saleh dan taat kepada-Nya. Orang saleh yang tinggi ketaatannya kepada Allah disebut Wali Allah (kekasih Allah). Dengan kata lain kejadian luar biasa tersebut diberikan Allah kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya.
Dari penjelasan-penjelasan itu kita dapat mengetahui adanya perbedaan serta persamaan antara mu’jizat dengan karamah. Adapun perbedaan itu adalah mu’jizat hanya diberikan kepada nabi dan rasul saja, sedangkan karamah diberikan kepada selain nabi dan rasul. Kemudian fungsi mu’jizat bagi nabi dan rasul yaitu untuk membuktikan kenabian dan kerasulannya, sekaligus untuk melemahkan orang-orang kafir yang bermaksud jahat. Dan karamah diberikan Allah kepada orang mukmin yang saleh berfungsi untuk melindungi mereka dari bahaya atau hal-hal yang tidak menyenangkan. Adapun persamaan antara mu’jizat dan karamah yaitu sama-sama datang dan atas kehendak Allah Swt. Kemudian sama-sama merupakan kejadian luar biasa yang sulit diterima oleh akal. Kejadiannya sama-sama tidak direncanakan, terjadi dengan tiba-tiba, tidak bisa dipelajari dan tidak bisa dikalahkan. Dan sama-sama diberikan untuk mengatasi problem dan menolong hamba-Nya.
Dan perlu diketahui salain itu ada kejadian lain yang luar biasa tapi bukan atas pertolongan Allah melainkan pertolongan syetan. Kejadian yang luar biasa itu adalah sihir. Sihir biasanya digunakan untuk maksud-maksud jahat. Sihir dapat dipelajari akan tetapi sihir dapat dikalahkan.
Setelah kita ketahui penjelasan-penjelasan tersebut jelas menyatakan bahwa derajat istiqamah memang sangat luar biasa. Sebagai penuntut ilmu mari kita berusaha belajar yang baik dan istiqamah. Semoga kita mendapatkan derajatnya. Amin.
Ulama yang lain berkata bahwa istiqamah adalah konsisten dengan ketaatan pada Allah.
Rasulullah Saw, mengabarkan bahwasanya manusia tidak akan bisa untuk istiqamah dengan sebenar-benarnya istiqamah. Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi Saw bersabda: “Lakukanlah semisalnya dan dekatilah.” Melakukan sebagaimana yang rasulullah Saw lakukan adalah hakikat istiqamah. Seperti melemparkan sesuatu dan tepat pada sasaran. Berusaha mendekati maksud dan sasaran itu walau tidak tercapai, usaha tersebut harus tetap dilandaskan pada kesungguhan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Istiqamah yang paling utama adalah istiqamahnya hati dalam bertauhid. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakar al-Shiddiq dan lainnya tentang firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan;”Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka; yaitu mereka tidak berpaling kepada selain Allah.
Hati yang istiqamah dalam cinta, takut, harap dan tawakkal akan memengaruhi semua anggota tubuh untuk istiqamah pada-Nya. Karena hati adalah raja dalam tubuh sedangkan anggota tubuh adalah tentaranya akan turut istiqamah pula. Setelah hati, lisan juga sangat perlu untuk diistiqamahan karena lisan inilah yang mengungkapkan isi hati. Oleh karena itu. Nabi Saw, bersabda: “iman seorang hamba tak akan lurus sampai hatinya istiqamah dan hati tak akan istiqamah sampai lisan istiqamah”.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:”janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat: 30).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar